Kasihan! Gara-gara Ini, Warga Luar Batang Patungan Beli Air Untuk Wudhu

ilustrasi


Perbaikan pipa oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), berimbas pada pasokan air yang ikut terhenti di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Bahkan, warga pun terpaksa patungan untuk air wudhu masjid.

"Air Palyja mati selama empat hari. Dari Jumat-Senin. Katanya ada perbaikan (pipa)," ungkap sekretaris Masjid Jami Keramat Luar Batang, Mansur Amin, Sabtu (9/7).

Keadaan tersebut, mau tak mau membuat warga terpaksa patungan membeli air. Meski terkadang, ada beberapa pihak relawan yang menyumbang.

Untuk tarif yang dikeluarkan setiap pembelian air dari mobil tangki berkapasitas 8.000 liter, membutuhkan dana berkisar Rp 450-650 ribu.

Sementara, suplai air yang dibutuhkan warga, mencapai 7-15 ribu liter per hari.

"Sekitar 7000 liter di hari biasa. Tapi, untuk hari Kamis-Minggu bisa mencapai 15 ribu liter per hari," paparnya.

Daeng Mansur juga tidak habis pikir. Sebab, selama ini pasokan air bersih dari Palyja ke rumah-rumah warga di Kampung Luar Batang relatif lancar.

Namun, sejak isu penggusuran kawasan itu bergulir beberapa waktu lalu, warga setempat mulai kesulitan memperoleh air. Tidak hanya air wudhu, tapi juga untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Saat dikonfirmasi, Corporate Communications & Social Responsibilities Div Head, Meyritha Maryanie belum merespon.

Untuk diketahui, setiap kali terjadi perbaikan pipa oleh Palyja, berimbas pada penghentian sementara produksi air minum.

Perbaikan yang biasanya dilakukan 2-4 hari, juga berdampak pada pasokan air di puluhan lokasi yang menggunakan jasa Palyja.

sumber: rmol

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kasihan! Gara-gara Ini, Warga Luar Batang Patungan Beli Air Untuk Wudhu"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Dengan Sopan & Dilarang Menyertakan Link Aktive